BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan firman (kalam)
Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui
perantara malaikat Jibril a.s., ditulis dalam mushaf, disampaika dena jalan
mutawattir,membacanya dinilai ibadah, dan diawali dengan surah Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah An-Nas.[1]
Al-Qur’an yang terdiri dari 114 buah
surah ini diawali
dengan beberapa macam
pembukaan (Fawatihus Suwar) dan diakhiri dengan berbagai macam penutupan
(Khawatimus Suwar).
Ada cabang Ulumul Qur’an yang khusus
membicarakan pembukaa dan penutupan surah-surah Al-Qur’an ini, yaitu Ilmu
Fawatihus Suwar Wa Khawatimuha. Jika pembukaan surah-surah dalam Al-Qur’an
diamati satu-persatu, maka terdapat sepuluh macam pembukaan Ilmu Fawatihus Suwar,
yaitu ilmu cabang Ulumul Qur’an yang khusus membahas pembukaan
surah-surah Al-Qur’an.
Oleh karena itu, ilmu Fawatuhus Suwar
ini sangat penting untuk dipelajari, karena dengan ilmu ini orang akan bisa
mengetahui rahasia/ hikmah Allah dalam pembukaan surah-surah kitab Al-Qur’an.
B. Tujuan
Pembahasan
1. Pengertian Fawatihus Suwar.
2. Bentuk-bentuk Fawatihus Suwar.
3. Sikap para ulama’ mengenai makna
huruful muqatho’ah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fawatihus Suwar
Secara bahasa, fawatihus suwar berasal
dari kata fawatih yang merupakan jamak dari kata fatihah,
yang berarti pembukaan atau permulaaan atau awalan. Dan kata as-suwar adalah
jamak dari kata as-surah, sekumpulan ayat-ayat Al-Qur’an yang
mempunyai awalan dan akhiran. [2]Menurut Kamus Ilmu Al-Qur’an,
disebutkan bahwa Fawatihus Suwar artinya pembukaan-pembukaan surah dalam
Al-Qur’an.[3] Sedangkan
menurut Muchotob Hamzah, Ilmu Fawatihus Suwar ialah ilmu yang membicarakan
kalimat-kalimat pembuka surat. Dalam kalimat-kalimat ini tersimpan rahasia arti
dan tafsirnya.[4]
Jadi, Fawatihus Suwar berarti beberapa
pembukaan dari surah-surah Al-Qur’an atau beberapa macam awalan dari
surah-surah Al-Qur’an. Sebab, seluruh surah Al-Qur’an yang berjumlah 114 buah
surah itu dibuka dengan sepuluh macam pembukaan itu. Dan tiap-tiap macam
pembukaan itu mempunyai rahasia/ hikmah sendiri-sendiri, sehingga perlu sekali
untuk dipelajari.
Istilah Fawatihus Suwar ini sering
dijumbuhkan orang dengan al-huruful muqaththa’ah (huruf
terputus-putus yang terdapat di permulaan surah-surah Al-Qur’an.
Di antara orang yang menjumbuhkan
fawatihus suwar dengan huruful muqaththa’ah ialah Dr. Shubhi Ash-Shalih dalam
kitabnya Mabahits Fi ‘Ulumil Qur’an. Karena itu, perlu ditegaskan
bahwa Fawatihus Suwar itu berbeda dengan huruful muqathttha’ah yang hanya
mempunyai salah satu macam dari Fawatihus Suwar yang ada sepuluh macam itu.
Sebab, seluruh surah-surah Al-Qur’an itu dibuka dengan sepuluh macam pembukaan,
dan salah satunya yaitu dibuka dengan huruf-huruf hijaiah yangh terputus-putus
itu, seperti akan tampak dalam pembicaraan berikut, yang hanya menjadi
pembahasan dari 29 surah dari 114 surah-surah Al-Qur’an.[5]
B. Bentuk-Bentuk Fawatihus Suwar
Bentuk-bentuk Fawatihus Suwar telah
diinventarisir Imam Al-Qasthalani dalam kitabnya Lathaiful Isyarati menjadi
10 macam pembahasan.
Oleh Syekh Syihabun Abu Syamal Al
Muqaddasi (wafat 665 H), sepuluh macam Fawatihus Suwar itu dinadhamkan atau
disyairkan dalam dua bait syair sebagai berikut
“Allah SWT memuji kepada Dzat-Nya
sendiri dengan tetapnya pujian, dan bersihnya Allah (dari sifat tercela) ketika
Dia membuka surah-surah Al-Qur’an. Dan (dibuka dengan) amar, syarat, nida,
ta’lil, qasam, doa, dan huruf-huruf tahajji serta istifham dan jumlah
khabariyah”.
Jadi, Fawatihus Suwar atau
pembukaan-pembukaan dari 114 surah-surah Alquran itu ada 10 macam, yaitu
sebagai berikut:
1. Pembukaan dengan pujian kepada Allah
SWT (Al-Istiftaahu Bits Tsanaa’i)
Pujian kepada Allah SWT itu ada dua
macam yaitu:[6]
a. Menetapkan sifat-sifat terpuji (Al-Itsbaatu
Sifaatil Madhi) yang memakai salah satu dari dua lafal sebagai berikut:
1) Memakai lafal “hamdalah” (Bilafdzil
Hamdalah), yakni dibuka dengan lafal Al-Hamdu Lillaahi, terdapat dalam 5
surah sebagai berikut:
a) Surah Al-Fatihah, dengan lafal:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
(٢)
Artinya: “Segala puji bagi
Allah, Tuhan Semesta Alam.”
b) Surah Al-An’am dengan lafal:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ
Artinya: “Segala puji bagi
Allah yang telah menciptakan langit dan bumi.”
c) Surah Al-Kahfi dengan lafal:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ
عَلَىٰ عَبۡدِهِ ٱلۡكِتَـٰبَ
Artinya: “Segala puji bagi
Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Alquran).”
d) Surah Saba’
dengan lafal:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَهُ ۥ
مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ
Artinya: “Segala
puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi.”
e) Surah fathir
dengan lafal:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ فَاطِرِ
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ
Artinya: “Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi.”
2) Memakai lafal
“tabaaraka” yang terdapat dalam dua surah, yaitu:
a) Surah
Al-Furqan dengan lafal:
تَبَارَكَ ٱلَّذِى نَزَّلَ ٱلۡفُرۡقَانَ
عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ
Artinya: “Maha
Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya.”
b) Surah Al-Mulk
dengan lafal:
تَبَـٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ
Artinya: “Maha
Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan.”
b. Mensucikan
Allah SWT dari sifat-sifat yang negatif (Tanziihu ‘An Shifatin Nuqshaan)
yang memakai lafal tasbih, terdapat dalam 7 surah, sebagai berikut:
1) Surah Al-Isra’
dengan lafal:
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسۡرَىٰ
بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً
Artinya: “Maha
Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam.”
2) Surah Al-A’la
dengan lafal:
سَبِّحِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ٱلۡأَعۡلَى
Artinya: “Sucikanlah
nama Tuhanmu yang paling tinggi.”
3) Surah Al-Hadid
dengan lafal:
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَٱلۡأَرۡضِۖ
Artinya: “Semua
yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah).”
4) Surah Al-Hasyr
dengan lafal:
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۖ
Artinya: “Telah
bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.”
5) Surah
Ash-Shaaffu dengan lafal:
سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۖ
Artinya: “Telah
bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di
bumi.”
6) Surah
Al-Jumu’ah dengan lafal:
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ
Artinya: “Telah
bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di
bumi.”
7) Surah
At-Taghabun dengan lafal:
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِى
ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۖ
Artinya: “Telah
bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di
bumi.”
2. Pembukaan
dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Istiftaahu bil Huruufi
Al-Muqaththa’ati)
Pembukaan
dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surah dengan memakai 14 huruf dengan
tanpa diulang, yang terkumpul dalam kalimat:
Atau dalam
kalimat:
Atau dalam
kalimat:
Yaitu yang
terdiri dari huruf-huruf:
Penggunaan
huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surah-suirah Al-Qur’an disusun dalam 14
rangkaian, terdiri dari lima kelompok sebagai berikut:[7]
a. Kelompok
sederhana, terdiri dari satu huruf (Al-Muwahhadah) yang ada tiga rangkaian dan
terdapat dalam 3 surah, sebagai berikut:
1) Surah Shaad,
dalam lafal:
صٓۚ وَٱلۡقُرۡءَانِ ذِى ٱلذِّكۡرِ
Artinya: “Shaad,
demi Al-Qur’an yang mempunyai keagungan.”
2) Surah Qaaf,
dalam lafal:
قٓۚ وَٱلۡقُرۡءَانِ ٱلۡمَجِيد
Artinya:
“Qaaf, demi Al-Qur’an yang sangat mulia.”
3) Surah
Al-Qalam, dalam lafal:
نٓۚ وَٱلۡقَلَمِ وَمَا يَسۡطُرُونَ
Artinya: “Nun,
demi Kalam dan apa yang mereka tulis.”
b. Kelompok yang
terdiri dari dua huruf (Al-Mutsanna) yang ada empat rangkaian dan terdapat
dalam 9 surah, sebagai berikut:
1) Rangkaian
huruf “Ha” dan Mim” (حمٓ), dalam 6 surah, sebagai berikut:
a) Surah Ghafir atau Al-Mu’min, dengan
lafal:
حمٓ (١) تَنزِيلُ ٱلۡكِتَـٰبِ مِنَ ٱللَّهِ
ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ (٢)
Artinya: “Haa Miim. Diturunkan
kitab ini (Al-Qur’an) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”
b) Surah As-Sajdah
c) Surah Az-Zuhruf
d) Surah Al-Jatsiyah
e) Surah Al-Ahqaf
2) Rangkaian huruf “Tha” dan “Ha” (طه) dalam satu
surah, yaitu:
a) Surah Thaha, dengan lafal:
طه (١) مَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ
لِتَشۡقَىٰٓ (٢)
Artinya: “Tha Haa. Kami tidak
menurunkan Al-Qur’n ni kepadamu agar kamu menjadi susah.”
3) Rangkaian huruf “Tha” dan “Sin” (),
dalam satu surah yaitu:
a) Sura An-Naml, dengan lafal:
طسٓۚ تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱلۡقُرۡءَانِ
وَڪِتَابٍ۬ مُّبِينٍ (١)
Artinya: “Thaa Siin, (surah) ini
adalah ayat-ayat Al-Qur’an, dan (ayat-ayat) kitab yang menjelaskan.”
4) Rangkaian huruf “Ya” dan “Sin” (),
dalam satu surah yaitu:
a) Surah Yasin, dengan lafal:
يسٓ (١) وَٱلۡقُرۡءَانِ ٱلۡحَكِيمِ (٢)
Artinya: “Yaa Siin. Demi Al-Qur’an
yang penuh hikmah”
c. Kelompok yang
terdiri dari tiga huruf (Al-Mutsallatsatu) yang ada tiga rangkaian dan terdapat
13 surah-surah, sebagai berikut:
1) Rangkaian huruf “Alif, Lam, Mim,”
dalam 6 surah, adaah sebagai berikut:
a) Surah Al-Baqarah, dengan lafal:
الٓمٓ (١)
ذَٲلِكَ ٱلۡڪِتَـٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِ
Artinya: “Aliif Laam Miim. Kitab
(Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya.”
b) Surah Ali Imran
c) Surah Al-Ankabut
d) Surah Ar-Rum
e) Surah Luqman
f) Surah As-Sajdah
2) Rangkaian huruf “Alif, Lam, Ra” dalam
5 surah, sebagai berikut:
a) Surah Yunus, dengan lafal:
Artinya: “Aliif Laam Raa. Inilah
ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung hikmah.”
b) Surah Hud
c) Surah Yusuf
d) Surah Ibrahim
e) Surah Al-Hijr
3) Rangkaian huruf “Tha, Sin, dan Mim,”
dalam 2 surah, sebagai berikut:
a) Surah Al-Qashash, dengan lafal:
طسٓمٓ (١)
تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱلۡكِتَـٰبِ
ٱلۡمُبِينِ (٢)
Artinya: “Thaa Siin Miim. Ini
adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang nyata dari Allah.”
b) Surah Asy-Syu’ara
d. Kelompok yang
terdiri dari 4 huruf (Al-Muraaba’ah) yang ada dua rangkaian dan terdapat dalam
dua surah saja, yaitu:
1) Rangkaian yang
terdiri dari huruf Alif, Lam, Mim, dan Ra’ ( ) dalam satu
surah:
a) Surah Ar-Ra’d,
dengan lafal:
الٓمٓرۚ تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱلۡكِتَـٰبِۗ
Artinya:
“Aliif Laam Miim Raa. Ini adalah ayat-ayat Al-Kitab (Al-Qur’an).”
2) Rangkaian yang
terdiri dari huruf Alif, Lam, Mim, Shad (الٓمٓصٓ) dalam satu
surah:
a) Surah
Al-A’raf, dengan lafal:
الٓمٓصٓ (١)
كِتَـٰبٌ أُنزِلَ إِلَيۡكَ
Artinya:
“Aliif Laam Miim Shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu.”
e. Kelompok yang
terdiri dari 5 huruf (Al-Mukhaamasatu) yang ada dua rangkaian dan
terdapat dalam dua surah, yaitu:
1) Rangkaian yang
terdiri dari 5 huruf Kaf, Ha, Ya, ‘Ain, dan Shad (ڪٓهيعٓصٓ)
dalam satu surah.
a) Surah Maryam,
dengan lafal:
ڪٓهيعٓصٓ (١)
ذِكۡرُ رَحۡمَتِ رَبِّكَ
عَبۡدَهُ ۥ زَڪَرِيَّآ (٢)
Artinya: “Kaaf
Haa Yaa ‘Aiin Shaad. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat
Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria.”
2) Rangkaian yang
terdiri dari huruf Ha, Mim, ‘Ain, Sin dan Qaf (حمٓ عٓسٓقٓ) dalam satu
surah.
a) Surah
Asy-Syura, dalam lafal:
حمٓ (١) عٓسٓقٓ (٢)
كَذَٲلِكَ يُوحِىٓ إِلَيۡكَ
Artinya: “Haa
Miim ‘Aiin Siin Qaaf. Demikianlah Allah Yang Maha Bijaksana, mewahyukan kepada
kamu.”
3. Pembukaan
dengan Nida/ panggilan (Al-Istiftaahu bin-Nidaa’)
Nida’
(panggilan) itu ada 3 macam, yaitu:[8]
a. Nida/
panggilan yang ditujukan kepada Nabi SAW, yang terdapat dalam 5 surah, sebagai
berikut:
1) Surah
Al-Ahzab, dengan lafal:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ ٱتَّقِ
ٱللَّهَ وَلَا تُطِعِ ٱلۡكَـٰفِرِينَ
Artinya: “Hai
Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan)
orang-orang kafir.”
2) Surah
At-Tahrim
3) Surah
Ath-Thalaq
4) Surah
Al-Muzammil
5) Surah
Al-Mudatstsir
b. Nida yang
ditujukan kepada kaum mukminin, terdapat dalam dua surah, sebagai berikut:
1) Surah
Al-Maidah, dengan lafal:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ
أَوۡفُواْ بِٱلۡعُقُودِۚ
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.”
2) Surah
Al-Hujurat, dengan lafal:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا
تُقَدِّمُواْ بَيۡنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۖ
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya.”
c. Nida yang
ditujukan kepada umat manusia, yang terdapat dalam dua surah, sebagai berikut:
1) Surah An-Nisa’, dengan lafal:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ
رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم
Artinya: “Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu.”
2) Surah Al-Hajj,
dengan lafal:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ
رَبَّڪُمۡۚ إِنَّ زَلۡزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىۡءٌ عَظِيمٌ۬
Artinya: “Hai
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).”
Adapun hikmah
atau rahasia dari pembukaan surah-surah Al-Qur’an memakai nida’ (panggilan) ini
ialah untuk memberi perhatian/ peringatan, baik kepada Nabi Muhammad SAW atau
umat beliau, dan untuk menjadi pedoman dan petunjuk dalam mengarungi laut
kehidupan di dunia ini.
4. Pembukaan
dengan Jumlah Khabariyah (Al-Istiftaahu bil Jumalil Khabariyyati)
Jumlah
Khabariyah di awal surah-surah Al-Qur’an ada dua macam, yaitu:[9]
a. Jumlah
Ismiyah, yang menjadi pembukaan 11 surah-surh, sebagai berikut:
1) Surah
At-Taubah, dengan lafal:
بَرَآءَةٌ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِ
Artinya: “(Inilah
pernyataan) pemutusan hubungan daripada Allah dan Rasul-Nya.”
2) Surah An-Nur
3) Surah Az-Zumar
4) Surah Muhammad
5) Surah Al-Fath
6) Surah
Ar-Rahman
7) Surah
Al-Haqqah
8) Surah Nuh
9) Surah Al-Qadr
10) Surah
Al-Qari’ah
11) Surah
Al-Kautsar
b. Jumlah
Fi’liyah yang menjadi pembukaan 12 surah-surah, sebagai berikut:
1) Surah
Al-Anfal, dengan lafal:
يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡأَنفَالِۖ
Artinya:
“Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang.”
2) Surah An-Nahl
3) Surah
Al-Anbiya
4) Surah
Al-Mu’minun
5) Surah Al-Qamar
6) Surah
Al-mujadilah
7) Surah Al-Ma’arij
8) Surah
Al-Qiyamah
9) Surah Al-Balad
10) Surah Abas
11) Surah
Al-Bayyinah
12) Surah
At-takatsur.
Hikmah dari
pembukaan surah dengan jumlah ini ialah untuk memperingatkan Nabi Muhammad SAW
dan umat Islam agar memperhatikan firman-firman Allah yang disebutkan sesudah
pembukaan itu, serta mengamalkan dan menjadikannya sebagai pedoman.
5. Pembukaan
dengan sumpah/ qosam (Al-Istiftaahu bil-Qasami)
Sumpah
Allah yang dipakai dalam pembukaan surah Al-Qur’an itu ada tiga macam,
dan terdapat dalam 15 surah sebagai berikut:[10]
a. Sumpah dengan
benda-benda angkasa (Al-Qasamu Bil-Uluwiyyaati) terdapat dalam 8 surah
sebagai berikut:
1) Surah
Ash-Shaaffat, dengan lafal:
وَٱلصَّـٰٓفَّـٰتِ صَفًّ۬ا
Artinya: “Demi
rombongan yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya.”
2) Surh An-Najm
3) Surah
Al-Mursalaat
4) Surah
An-Nazi’at
5) Surah Al-buruj
6) Surah
Ath-Thariq
7) Surah Al-Fajr
8) SurahAsy-Syams
b. Sumpah dengan
benda-benda bawah (Al-Qasamu Bis Sulfiyaati) seperti yng dipakai dalam
pembukaan dari 4 surah, sebagai berikut:
1) Surah
Adz-Dzariyat, dengan lafal:
وَٱلذَّٲرِيَـٰتِ ذَرۡوً۬ا
Artinya: “ Demi (angin) yang menerbangkan
debu dengan sekuat-kuatnya.”
2) Surah Ath-Thur
3) Surah At-Tin
4) Surah
Al-‘Adiyat
c. Sumpah dengan
waktu (Al-Qasamu Bil-Waqti), terdapat dalam tiga surah, sebagai berikut:
1) Surah Al-Lail,
dengan lafal:
وَٱلَّيۡلِ إِذَا يَغۡشَىٰ
Artinya: “Demi
malam apabila menutupi (cahaya siang).”
2) Surah
Adh-Dhuha
3) Surah Al-‘Ashr
Hikmah atau
rahasia Allah SWT membuka beberapa surah dalam kitab-Nya dengan memakai sumpah-sumpah
itu sebagai berikut:
a. Agar manusia
meneladani sikap bertanggung jawab, bahwa kalau bicara harus benar dan jujur,
dan bila perlu berani angkat sumpah untuk memperkuat ucapannya.
b. Agar dalam
bersumpah bagi manusia harus memakai nama Alah.
6. Pembukaan
dengan syarat (Al-Istiftaahu bis-Syarthi)
Syarat-syarat
yang dipakai Allah SWT sebagai pembukaan surah-surah Al-Qur’an itu ada dua
macam dan digunakan dalam 7 surah sebagai berikut:[11]
a. Syarat yang
masuk kepada jumlah ismiyah, dipakai di awal 3 surah sebagai berikut:
1) Surah
At-Takwir, dengan lafal:
إِذَا ٱلشَّمۡسُ كُوِّرَتۡ
Artinya:
“Apabila matahari digulung.”
2) Surah
Al-Infithar
3) Surah
Al-Insyiqaq
b. Syarat yang
masuk kepada jumlah fi’liyah,yang untuk membuka 4 surah-surah sebagai berikut:
1) Surah
Al-Waqi’ah, dengan lafal:
إِذَا وَقَعَتِ ٱلۡوَاقِعَةُ
Artinya:
“Apabila terjadi hari kiamat”
2) Surah
Al-Munafiqun
3) Surah
Al-Zalzalah
4) Surah An-Nashr
7. Pembukaan
dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu bil Amri)
ada 6 fi’il
amar/ kata kerja perintah yang dipakai untuk membuka surah-surah Al-Qur’an,
yang terdiri dari dua lafal dan digunakan untuk membuka 6 surah-surah sebagai
berikut:[12]
a. Dengan fi’il
amar iqra ( ) yang hanya untuk membuka satu surah, yaitu:
1) Surah
Al-‘Alaq, dengan lafal:
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”
b. Dengan fi’il
amar qul ( ), yang digunakan dalam 5 surah sebagai berikut:
1) Surah Al-Jinn,
dengan lafal:
قُلۡ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ ٱسۡتَمَعَ
نَفَرٌ۬ مِّنَ ٱلۡجِنِّ
Artinya:
“Katakanlah (hai Muhammad) : Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya telah
mendengarkan sekumpulan jin (akan Al-Qur’an).”
2) Surah
Al-Kafirun
3) Surah
Al-Ikhlash
4) Surah Al-Falaq
5) Surah An-Naas
Hikmah dari
pembukaan surah-surah dalam Al-Qur’an dalam memakai amar/ perintah ialah untuk
memberikan perhatian, peringtan dan petunjuk serta pedoman dalam berbagai
pranata kehidupan dan peribadatan, agar umat manusia dapat selamat dan
berbahagia di dunia dan di akhirat kelak.
8. Pembukaan
dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu bil Istifhaami)
Bentuk
pertanyaan/ istifham yang dipakai sebagai pembukaan dari 6 surah-surah
Al-Qur’an itu ada dua macam sebagai berikut:[13]
a. Pertanyaan
positif (Al-Istifhaamu Al-Muhiibiyyu), yaitu bentuk pertanyaan yang dengan kalimat positif
yang tidak ada alat negatifnya. Pertanyaan yang emikian itu dipakai dalam
pembukaaan 4 surah-surah sebagai berikut:
1) Surah An-Naba, dengan lafal:
عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ (١)
عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلۡعَظِيمِ (٢)
Artinya: “Tentang apakah mereka saling
bertanya-tanya. Tentang berita yang besar.”
2) Surah Ad-Dahru
3) Surah Al-Ghasyiyah
4) Surah Al-Ma’un.
b. Pertanyaan negatif, yaitu bentuk
pertanyaan yang dalam kalimat yang negatif, yang tidak positif, yang dipakai
dalam pembukaan dua surah sebagai berikut:
1) Surah Al-Insyirah, dengan lafal:
أَلَمۡ نَشۡرَحۡ لَكَ صَدۡرَكَ
Artinya: “Bukanlah Kami telah
melapangkan untukmu dadamu.”
2) Surah Al-Fiil
Hikmah pembukaan surah-surah Al-Qur’an
dengan pertanyaan-pertanyaan ini juga untuk memberikan peringatan, perhatian
dan petunjuk-petunjuk kepada umat manusia ke arah kebahagiaan hidup mereka di
dunia dan di akhirat.
9. Pembukaan
dengan do’a (Al-Istiftaahu bid Du’aai)
Do’a atau harapan maupun permohonan
yang digunakan sebagai pembukaan dari 3 surah-surah Al-Qur’an itu ada dua macam
sebagai berikut:[14]
a. Do’a atau harapan yang berbentuk kata
benda (Ad-Du’aaul Ismiyyu) yang untuk membuka dua surah sebagai berikut:
1) Surah Al-Muthaffifin, dengan lafal:
وَيۡلٌ۬ لِّلۡمُطَفِّفِينَ
Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi
orang-orang yang curang.”
2) Surah Al-Humazah
b. Do’a atau harapan yang berbentuk kata
kerja (Ad-Du’aaul Fi’liyyu) yang dipakai membuka satu surah saja, yaitu:
1) Surah Al-Lahab, dengan lafal:
تَبَّتۡ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ۬ وَتَبَّ
Artinya: “Binasalah tangan Abu Lahab
dan sesungguhnya dia akan binasa.”
Hikmah pembukaan dengan do’a/ harapan
ini juga sama, yakni untuk memberi perhatian, peringatan dan petunjuk kepada
semua umat manusia.
10. Pembukaan
dengan alasan (Al-Istiftaahu bit-Ta’lili)
Macam pembukaan surah Al-Qur’an yang
terakhir ialah pembukaan dengan memberi alasan, seperti yang digunakan untuk
membuka surah Al-Quraisy, dengan lafal:[15]
لِإِيلَـٰفِ
قُرَيۡشٍ
Artinya: “Karena kebiasaan orang-orang
Quraisy”
Hikmah dari pembukaan ini, juga sama
seperti tiga pembukaan yang sebelumnya.
C. Sikap Para Ulama tentang Makna
Huruful Muqatho'ah
Pendapat para ulama mengenai makna
huruf-huruf yang terpotong itu, pada garis besarnya ada dua macam:
1. Bahwa makna-makna huruf-huruf
terpotong itu tersembunyi karena merupakan rahasia yang tertutup yang hanya
diketahui oleh Allah SWT sendiri. Sebab huruf-huruf itu sudah ada sejak zaman
azali, sehingga susah menafsirkannya, karena termasuk ayat-ayat mutasyabbihat,
yang hanya diketahui oleh Allah SWT saja.[16]
Pendapat yang demikian itu adalah
pendapat ulama salaf, seperti tokoh-tokoh sebagai berikut:
a. Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang
berkata:
“Dalam kitab-kitab itu ada
rahasianya. Dan rahasia dari kitab Al-Qur’an adaah pembukaan surah-surahnya.”
b. Sahabat Ali bin Abi Thalib, yang
berkata:
“Bagi tiap-tiap kitab itu ada
intisarinya. Dan intisari dari kitab Al-Qur’an ini ialah huruf-huruf
tahhajinya (alfabethisnya)”
c. Imam Asy-Sya’bi.
d. Para khilafah Umar bin Khattab.
e. Imam Ar-razi yang berdebat dengan kaum
mutakallimun yang mengingkaripendapat-pendapat tersebut di atas dan mengatakan,
bahwa di dalam Al-Qur’an itu tidak bolehhal-hal yang tidak dapat diketahui oleh
manusia, karena Allah SWT telah memerintahkan supaya merenungkan isi ajaran-Nya
dan mengeluarkan hukum-hukum dari dalam-Nya.
2. Bahwa makna huruf-huruf yang
terpotong-potong itu dapat diketahui oleh Allah SWT dan bisa dipahami oleh
manusia terutama oleh orang-orang yang mendalami pengetahuan-Nya.[17]
Diantara mereka yang mengikuti
pendapat ini ialah sebagai berikut:
a. Ibnu Farij meriwayatkan pendapat dari
Ibnu Abbas, bahwa tiap-tiap huruf dari huruf-huruf yang terpotong-potong itu
diambil dari nama/ sifat-sifat Allah SWT.
b. Sebagian ulama berpendapat bahwa
huruf-huruf yang terpotong-potong itu adalah merupakan sumpah Allah SWT.
c. Imam Zamahsyari, Imam ar-Razi dan Imam
Syibawaihi berpendapat, bahwa huruf-huruf itu adalah merupakan nama-nama dari
surah-surah yang dibuka dengan huruf-huruf tersebut.
Selain dari pendapat-oendapat di atas,
masih terdapat banyak lagi ulama-ulama lain seperti dari Al-Izzu Ibnu Abdis
Salam, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi dan lainnya yang
berpendapat mengenai huruful muqatho’ah sebagai salah satu jenis pembuka surat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Fawatihus suwar adalah ilmu yang
membicarakan kalimat-kalimat pembuka surat. Dalam kalimat-kalimat ini tersimpan
rahasia arti dan tafsirnya.[18] Jadi,
Fawatihus Suwar berarti beberapa pembukaan dari surah-surah Al-Qur’an atau
beberapa macam awalan dari surah-surah Al-Qur’an.
Bentuk-bentuk dari fawatihus suwar
dalam surah-surah Al-Qur’an ada 10 macam yaitu:
1. Pembukaan dengan pujian kepada Allah
SWT (Al-Istiftaahu Bits Tsanaa’i)
2. Pembukaan
dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Istiftaahu bil Huruufi
Al-Muqaththa’ati)
3. Pembukaan
dengan Nida/ panggilan (Al-Istiftaahu bin-Nidaa’)
4. Pembukaan
dengan Jumlah Khabariyah (Al-Istiftaahu bil Jumalil Khabariyyati)
5. Pembukaan
dengan sumpah/ qosam (Al-Istiftaahu bil-Qasami)
6. Pembukaan
dengan syarat (Al-Istiftaahu bis-Syarthi)
7. Pembukaan
dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu bil Amri)
8. Pembukaan
dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu bil Istifhaami)
9. Pembukaan
dengan do’a (Al-Istiftaahu bid Du’aai)
10. Pembukaan
dengan alasan (Al-Istiftaahu bit-Ta’lili)
Pendapat para ulama tentang makna
huruful muqatho’ah ada dua macam yaitu:
1. Bahwa makna-makna huruf-huruf
terpotong itu tersembunyi karena merupakan rahasia yang tertutup yang hanya
diketahui oleh Allah SWT sendiri.
2. Bahwa makna huruf-huruf yang
terpotong-potong itu dapat diketahui oleh Allah SWT dan bisa dipahami oleh
manusia terutama oleh orang-orang yang mendalami pengetahuan-Nya.
[1] Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel
Surabaya, Studi Al-Qur’an (Surabaya: IAIN SUNAN AMPEL PRESS,
2011), hal. 3-4.
[2] Abdul
Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2011), cet. 5,
hal. 168.
[3] Ahsin W.
Al-Hafidz, Kamus IlmuAl-Qur’an (Jawa Tengah: Penerbit Amzah,
2005), cet. I, hal. 76.
[4] Muchotob
Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehensif (Yogyakarta: Gama Media,
2003), hal. 107.
[5] Abdul
Djalal, Ulumul Qur’an, hal. 168.
[6] Ibid., hal. 169.
[7] Ibid., hal. 173.
[8] Ibid., hal. 181.
[9] Ibid., 183.
[10] Ibid., hal. 188.
[11] Ibid., hal. 192.
[12] Ibid., hal. 194.
[13] Ibid., hal 195.
[14] Ibid., hal. 197.
[15] Ibid., hal. 198.
[16] Ibid.,
hal. 200.
[17] Ibid.,
hal. 202.
[18] Muchotob
Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehensif , hal. 107.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar